Love, Service, and Obedience

CINTA, PELAYANAN dan KETAATAN. Kata-kata ini mungkin cocok menjadi dasar dari pelajaran sekaligus pengalaman hidup berharga ketika saya menjadi seorang volunteer kurang lebih 1 semester ini. Salam kenal, saya adalah perantau dari salah satu daerah Timur Indonesia, akrab dikenal dengan Nusa Tenggara Timur. Saya datang ke tanah Jawa untuk menimba dan memperdalam pengetahuan saya dan belajar lebih banyak lagi. Kesan pertama saya ketika menginjakkan kaki di Daerah Istimewa Yogyakarta adalah bahwa tempat ini memiliki sejuta keindahan mulai dari tempat wisata, kekayaan kuliner, dan masyarakat yang begitu ramah dan baik.

Ada pepatah mengatakan sekali mendayung 2 sampai 3 pulau terlampaui. Bisa jadi itu cocok dengan tujuan saya ke Yogyakarta. Selain melanjutkan studi, saya juga ingin membangun relasi dan memperluas wawasan dengan orang-orang dari daerah lain melalui komunitas yang ada di daerah istimewa ini. Komunitas Realino SPM (Seksi Pengabdian Masyarakat) merupakan salah satu komunitas yang menjadi wadah bagi saya untuk membangun relasi, memperdalam pengalaman, dan mengenal berbagai karakter pribadi yang saya jumpai. Dari awal kegiatan sampai dengan masa akhir ini saya mendapatkan banyak pengalaman berharga yang jadi pelajaran bagi kehidupan saya selanjutnya.

Perasaan sedih dan gembira saya rasakan ketika berjalan bergandengan tangan bersama Komunitas Volunteer Realino dan teman-teman di Bongsuwung dan Jombor. Mereka sudah saya anggap seperti keluarga sendiri di tanah rantau. Secara khusus, saya menemukan semangat dan kegigihan anak-anak untuk terus belajar dan bangkit dari ketertinggalan mereka. Atmosfer ini menjadi motivasi tersendiri bagi saya untuk terus berjuang dan pantang menyerah di segala situasi. Di balik kekurangan yang mereka miliki, tidak ada kata mengeluh. Malahan saya melihat senyuman tulus dari kesederhanaan yang mereka pancarkan setiap kali kegiatan bersama. Maka beginilah refleksi pengalaman saya.

Cinta. Mungkin ini terdengar agak alay. Namun, setelah sekian lama saya kembali jatuh cinta bukan dengan seseorang tetapi dengan dengan komunitas (Realino SPM). Komunitas ini telah memberikan warna baru bagi kehidupan saya untuk mengabdikan diri dan membagikan kasih kepada mereka, anak-anak dampingan di Komunitas Belajar Realino di Jombor dan Bongsuwung.

Pelayanan. Dari cinta yang saya temukan di komunitas ini, hati saya tergerak berbagi kasih dalam bentuk pelayanan kepada anak-anak Jombor dan Bongsuwung. Kasih yang kami berikan kepada mereka adalah wujud pemberdayaan bagi kaum pinggiran yang ingin bangkit dari ketertinggalan. Kegiatan yang dilakukan sederhana, yaitu setiap Sabtu membantu mereka mengekspresikan bakat dan kemampuan yang mereka miliki, khususnya di bidang keterampilan bahasa Inggris.

Ketaatan. Dari cinta yang membentuk kasih pelayanan, akhirnya berujung pada sebuah ketaatan bagi pribadi saya dan teman-teman volunteer lain terus berkomitmen membagikan cinta kasih kepada anak-anak Jombor dan Bongsuwung dan akhirnya kepada semua pribadi yang ditemui. Setiap pengalaman belajar yang saya dapatkan saat bersama anak-anak di komunitas ini membuat saya tumbuh lebih dewasa dalam segala hal. Komunitas ini memberikan banyak pelajaran kepada saya. Salah satunya adalah bahwa menjadi pribadi yang tangguh membutuhkan kemauan berkorban, baik dalam bentuk love, service maupun obedience.

Saya ingin mengungkapkan rasa terima kasih kepada anak-anak Jombor dan Bongsuwung yang sudah memberikan warna cerah dalam hidup saya. Mereka juga mengubah pandangan saya terhadap dunia, yaitu bahwa kebahagiaan itu tidak harus mewah. Dalam hal-hal yang sederhana pun bisa ditemukan kebahagiaan.

Yohanes Ike Sili Ndarung – Volunteer Realino SPM

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *